Kasih
orang tua sepanjang masa, bukan sepanjang jalan. Begitulah kata mutiara Ibuk
yang bikin aku terharu.
Terus
terang, aku sedang takut. Aku membayangkan kondisi (bilang saja, kondisi
terburuk) apabila suatu saat aku harus hidup sendiri, apabila akupun sudah
berumah tangga, dan jika Allah mengambil kembali nyawa Ibuk suatu saat nanti...
Aku pasti akan merasa sangat sepi...... Tiada lagi penolong dan pembela aku..
Tidak akan ada orang yang selama ini membicarakan keluhan yang kami berdua
pendam karena sifat -seorang pendatang baru- yang banyak menimbulkan
ketidak-ridhaan kami. Banyak perubahan sikap dari saudara kami yang berubah
karena seorang yang baru memasuki keluarga ini... Setelah Bapak tiada, hanya
ada aku bertiga, dan kini hanya aku dan Ibu yang bertahan dalam satu atap.
Aku
berfikir, bagaimana nanti jadinya aku apabila Ibu tidak ada lagi disisiku?
Padahal selama ini hanya beliaulah tempatku mencurahkan banyak kekecewaan yang
muncul dari anggota keluarga. Apa jadinya jika tak ada lagi orang yang
melindungiku, seperti Ibuk, dan aku takut bahwa aku akan merasa kewalahan dan
sendiri? Namun beliau berkata, "Nak, kenapa Adek takut? Ada Allah, Dek.
Adek tenang saja. Toh apapun yang terjadi, masih ada Bude Indri, Pade, Om, dan
saudara-saudara Ibuk yang sayang Adek." Yah, aku mengeluh lagi, "Apa
aku dosa ya Buk? Kenapa sih kok aku bisa nggak ridha gini? Dulu waktu belum ada
itu, mas masih perhatian, tapi sekarang nggak" Ibukpun menjawab,
"Apapun kondisinya usahakan untuk ridha Dek. Bukan nggak perhatian, cuma
perhatiannya berkurang." Dan Ibuk menjawab dengan kata mutiaranya,
"Orang tua itu tidak pernah mengharap dibalas anaknya. Beginilah
seharusnya orang tua. Sekarang lihatlah Mbah saudara kita, prinsip beliau
adalah semua anak-anaknya harus membalas memberi beliau nafkah. Ternyata Allah
mengabulkan doanya. Iya, benar, anak-anaknya membalas dengan mengurunkan
uang-uangnya untuk Ibu mereka, namun untuk apa? Ternyata karena beliau sakit.
Itulah jawaban dari Allah, dia mengharap balasan dari anak-anaknya, tapi
hidupnya tidak nikmat, karena itu semua dilakukan anaknya demi menyembuhkan
PENYAKITnya. Mengapa selama 5 tahun atau lebih, beliau tidak sembuh? Mungkin
itulah teguran dari Allah, bahwa orang tua TIDAK BOLEH MENGHARAP BALASAN dari
anaknya. Jadi kalaupun Ibuk masih mampu, Ibuk akan berusaha sendiri tidak
meminta anaknya. Coba kalau Ibuk seperti Mbah saudara kita itu, pasti bisa saja
saat mas tanya Ibuk punya uang atau tidak, Ibuk akan menjawab Ibuk tidak punya
uang!"
Ya
Allah, sungguh mulianya hati orang tua. Mereka tidak mengharap balasan dari
sang anak. Mereka hanya mengharap ridha dari Allah, dan apa yang digariskan
oleh Allah adalah fitrah, dalam hal ini adalah orang tua. Ya Allah,
lapangkanlah rizki-Mu kepada Ibuk. Jadikanlah bagi beliau surga, balasan dan
kenikmatan yang tiada tara atas keikhlasannya membesarkan anak-anaknya, tanpa
sebuah imbalan. Berikan beliau umur yang panjang, dan jadikan usia-usia beliau
menjadi keberkahan-Mu, dan setiap amalan yang beliau pertaruhkan untuk anaknya
adalah seluas-luas kekayaan surga-Mu, Ya Allah...... Aamiin Aamiin Ya Robbal
Alamin....
June
19th, 2014