Kamis, 19 Juni 2014

Kan ada Allah Dek...

Kasih orang tua sepanjang masa, bukan sepanjang jalan. Begitulah kata mutiara Ibuk yang bikin aku terharu.
Terus terang, aku sedang takut. Aku membayangkan kondisi (bilang saja, kondisi terburuk) apabila suatu saat aku harus hidup sendiri, apabila akupun sudah berumah tangga, dan jika Allah mengambil kembali nyawa Ibuk suatu saat nanti... Aku pasti akan merasa sangat sepi...... Tiada lagi penolong dan pembela aku.. Tidak akan ada orang yang selama ini membicarakan keluhan yang kami berdua pendam karena sifat -seorang pendatang baru- yang banyak menimbulkan ketidak-ridhaan kami. Banyak perubahan sikap dari saudara kami yang berubah karena seorang yang baru memasuki keluarga ini... Setelah Bapak tiada, hanya ada aku bertiga, dan kini hanya aku dan Ibu yang bertahan dalam satu atap.
Aku berfikir, bagaimana nanti jadinya aku apabila Ibu tidak ada lagi disisiku? Padahal selama ini hanya beliaulah tempatku mencurahkan banyak kekecewaan yang muncul dari anggota keluarga. Apa jadinya jika tak ada lagi orang yang melindungiku, seperti Ibuk, dan aku takut bahwa aku akan merasa kewalahan dan sendiri? Namun beliau berkata, "Nak, kenapa Adek takut? Ada Allah, Dek. Adek tenang saja. Toh apapun yang terjadi, masih ada Bude Indri, Pade, Om, dan saudara-saudara Ibuk yang sayang Adek." Yah, aku mengeluh lagi, "Apa aku dosa ya Buk? Kenapa sih kok aku bisa nggak ridha gini? Dulu waktu belum ada itu, mas masih perhatian, tapi sekarang nggak" Ibukpun menjawab, "Apapun kondisinya usahakan untuk ridha Dek. Bukan nggak perhatian, cuma perhatiannya berkurang." Dan Ibuk menjawab dengan kata mutiaranya, "Orang tua itu tidak pernah mengharap dibalas anaknya. Beginilah seharusnya orang tua. Sekarang lihatlah Mbah saudara kita, prinsip beliau adalah semua anak-anaknya harus membalas memberi beliau nafkah. Ternyata Allah mengabulkan doanya. Iya, benar, anak-anaknya membalas dengan mengurunkan uang-uangnya untuk Ibu mereka, namun untuk apa? Ternyata karena beliau sakit. Itulah jawaban dari Allah, dia mengharap balasan dari anak-anaknya, tapi hidupnya tidak nikmat, karena itu semua dilakukan anaknya demi menyembuhkan PENYAKITnya. Mengapa selama 5 tahun atau lebih, beliau tidak sembuh? Mungkin itulah teguran dari Allah, bahwa orang tua TIDAK BOLEH MENGHARAP BALASAN dari anaknya. Jadi kalaupun Ibuk masih mampu, Ibuk akan berusaha sendiri tidak meminta anaknya. Coba kalau Ibuk seperti Mbah saudara kita itu, pasti bisa saja saat mas tanya Ibuk punya uang atau tidak, Ibuk akan menjawab Ibuk tidak punya uang!"
Ya Allah, sungguh mulianya hati orang tua. Mereka tidak mengharap balasan dari sang anak. Mereka hanya mengharap ridha dari Allah, dan apa yang digariskan oleh Allah adalah fitrah, dalam hal ini adalah orang tua. Ya Allah, lapangkanlah rizki-Mu kepada Ibuk. Jadikanlah bagi beliau surga, balasan dan kenikmatan yang tiada tara atas keikhlasannya membesarkan anak-anaknya, tanpa sebuah imbalan. Berikan beliau umur yang panjang, dan jadikan usia-usia beliau menjadi keberkahan-Mu, dan setiap amalan yang beliau pertaruhkan untuk anaknya adalah seluas-luas kekayaan surga-Mu, Ya Allah...... Aamiin Aamiin Ya Robbal Alamin....

June 19th, 2014